Home » » Cara mendidik anak

Cara mendidik anak

*Gambar ilustrasi

Rasululllah pernah berkata bahwa ada tiga amalan di dunia ini yang bisa kita nikmati walaupun telah meninggal. Salah satunya adalah anak yang shaleh. Doa anak yang shaleh merupakan salah satu do'a yang insyaAllah pasti diijabah oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kita sebagai orangtua harus mendidik mereka dengan sebaik-baiknya.

Sebagai orangtua, kita tentu menginginkan yang terbaik bagi putra dan putri kita. Melihat mereka tumbuh sehat, cerdas dan tumbuh soleh/solehah. Kehadiran anak shaleh dalam sebuah keluarga bukanlah mukjizat atau turun dari langit dengan sendirinya. Ia akan hadir di tengah-tengah kita tiada lain merupakan buah dari usaha yang kita lakukan dalam mendidik mereka. Dan kita sebagai orangtua menempati peran yang sangat vital dalam tumbuh kembang anak-anak kita, agar kelak mereka tumbuh dan menjadi pribadi yang kita harapkan dapat meraih sukses dunia dan akhirat. Terkadang kita sebagai orangtua hanya memerintah anak-anak untuk melakukan hal yang positif tanpa memberikan contoh yang kongkret, demikian juga ketika anak berbuat salah, seringkali kita memarahi dan menyalahkan mereka.

Rasulullah SAW adalah sosok teladan dalam segala aspek. Termasuk dalam hal mendidik anak. Sebagai suami, baginda Rasul adalah teladan yang sempurna, demikian juga sebagai ayah. Beliau telah memberikan tuntunan kepada kita bagaimana mendidik anak, sejak dalam kandungan, hingga memberikan dzikir doa keselamatan saat sang anak tersebut akan lahir.

Berikut beberapa tata cara mendidik anak yang saya kutip dari beberapa website.
  • Menanamkan Nilai-nilai Ketauhidan
Mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Selain itu, orangtua harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT. dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya. Terlebih dahulu, orangtua selaku guru (pertama) bagi anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam.
  • Keteladanan
Setiap anak akan belajar dari lingkungannya dan dalam hal ini lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingnya akan menjadi contoh dalam bersikap. Oleh karena itu, sudah selayaknyalah orangtua memberi keteladanan kepada anak-anaknya karena orang tua adalah figur awal bagi seorang anak untuk diteladani perilakunya. Karenanya, orang tua sebagai figur awal anak harus memberikan teladan terbaik, sebagai fondasi awal kepribadian anak. Untuk itu hendaknya para orangtua memberikan contoh yang baik sesuai dengan nasihat dan ucapannya kepada para anaknya.
  • Pembiasaan
Suatu kebaikan harus dimulai dengan pembiasaan. Anak harus dibiasakan sedini mungkin untuk terbiasa melakukan kebaikan-kebaikan maupun hal-hal positif. Dengan adanya pembiasaan untuk melakukan kebaikan sejak dini, maka perilaku positif tersebut akan menjadi tabiat positif anak sehingga dengan atau tanpa pengawasan dari orangtua pun mereka tetap melakukan hal-hal yang positif tersebut karena sudah terbiasa.
  • Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
Sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak, Rasulullah Saw. menggunakan beberapa cara berikut. Saat sedang berpuasa, Rasulullah mengajak anak-anak bermain sehingga siang yang panjang terasa cepat. Anak-anak akan menyongsong waktu berbuka dengan gembira. Hal ini juga membuat anak memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa sehari penuh. Sering membawa anak-anak ke majelis orang dewasa, resepsi, atau bersilaturahim ke rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan diri sosialnya.
  • Memotivasi untuk Berbuat Baik
Orangtua hendaknya senantiasa memberikan pemahaman kepada anak mengapa perilaku baik itu harus dilakukan, apa manfaatnya, baik untuk diri sendiri dan juga orang lain tanpa menggunakan ancaman dalam mendidik anak. Dengan cara ini, diharapkan anak akan lebih bersemangat untuk melakukan hal-hal positif yang dicontohkan.
  • Sediakan Waktu untuk Makan Bersama Anak
Rasulullah Saw. senantiasa menyempatkan untuk makan bersama anak-anak. Cara tersebut akan mempererat keterikatan batin antara orangtua dan anaknya. Dengan begitu kita dapat meluruskan kembali berbagai kekeliruan yang mereka lakukan melalui dialog terbuka dan diskusi.
  • Memberikan Hadiah
Memberi hadiah adalah salah satu penghargaan yang akan dapat mendorong anak untuk memiliki sifat menghargai orang lain. Namun perlu diperhatikan, hadiah tidak selalu berupa barang atau materi. Lakukan pemberian hadiah yang bervariasi, bisa dengan pujian, ciuman, atau belaian ketika anak berhasil melakukan sesuatu dengan baik.
  • Memilih Sekolah yang Islami
Saat anak menginjak usia sekolah, orangtua berperan dalam memilihkan sekolah, mengajarkan Al-Quran, mengembangkan pola pikir anak, memberikan data dan ilmu semaksimal mungkin. Meski anak sudah mulai sekolah (mendapatkan ilmu di sekolah), orangtua hendaklah selalu belajar tentang pendidikan anak karena semakin bertambah usia anak, maka akan semakin kompleks pula problem (pendidikan anak) yang harus kita hadapi.
  • Mendidik dengan Hukuman
Anak harus diberikan hukuman ketika melakukan tindakan yang salah. Hukuman disini haruslah bersifat mendidik, bukan untuk menyudutkan, apalagi melukai fisik mereka. Dalam Islam, menghukum anak diperbolehkan. Namun demikian, hukuman yang diberikan harus dilakukan secara bijaksana dan tidak berlebihan. Hukuman itu bertujuan agar menimbulkan efek jera kepada anak sehingga ia tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut dimasa yang akan datang. Hukuman tidak semata-mata bersifat fisik, tapi bisa juga dengan pengurangan hak, atau pemberian tugas tambahan. Andaikata hukuman fisik terpaksa diberikan, hendaknya tidak berlebihan.

Referensi :
duniatips.web.id

0 komentar:

Posting Komentar