Home » , » Makan dan minumlah sambil duduk, jangan sambil berdiri

Makan dan minumlah sambil duduk, jangan sambil berdiri


Berawal dari pengalaman beberapa tahun lalu, sepulang dari menghadiri sebuah undangan pernikahan, ada satu hal tak biasa yang saya alami hari itu. Yakni dalam hal penyajian makanan untuk para tamu undangan. Dimana makanan disediakan dalam bentuk prasmanan (tamu bisa mengambil makanan sendiri), namun bukan itu hal yang tak biasa bagi saya karena semenjak tinggal di kota ini saya sudah sangat-sangat terbiasa dengan konsep prasmanan tersebut. Hal tak biasa yang saya maksud adalah cara para tamu menikmati makanan yang disuguhkan dalam bentuk prasmanan tersebut, dimana para tamu menikmati makanan mereka dengan cara berdiri atau yang lebih dikenal dengan istilah standing party. Terus ngapain bahas masalah pesta orang? Gak ada kerjaan banget. Hehe.. Di sini saya gak niat ngebahas pesta siapa pun, apalagi menggugat.

Sebenarnya saya sempat beberapa kali undangan pernikahan di rumah atau gedung, namun sang pemilik hajat masih menyediakan banyak kursi untuk diduduki, hal yang tidak saya temui hari itu, hanya ada beberapa buah kursi saja yang sudah diduduki oleh undangan lain yang saya lihat siang itu, kalo kasaran nya si perbandingan nya dari sekitar 1000 undangan mungkin hanya ada 20 kursi yang disediakan.

Ya, standing party memang benar-benar baru buat saya, karena sebelumnya saya tidak pernah menemukan hal yang konon katanya merupakan budaya barat ini ditempat tinggal saya di desa. Di desa tempat saya tinggal, setiap ada warga yang mengadakan sebuah acara dimana ada satu momen dimana tamu undangan dipersilahkan untuk makan, maka selalu saja dilengkapi dengan tempat duduk, baik itu berupa kursi atau duduk di karpet/lesehan. Saya kembali teringat waktu yang berada jauh dibelakang, ketika waktu kecil dulu dimana ibu dan bapak, terkadang juga nenek saya yang selalu mengingatkan saya untuk makan dan minum dengan sopan yakni dengan posisi duduk, mungkin bertujuan untuk menjaga tata krama dan etika.

Dimulai dari pengalaman pertama menghadiri undangan dengan konsep standing party yang tak biasa buat saya tersebut, semakin kesini semakin banyak saja masyarakat di kota ini mengadopsi budaya barat ini, dan mungkin juga di kota-kota lainnya di negeri tercinta ini. Namun itu tak membuat saya menjadi terbiasa dengan hal tersebut, dan tetap saja merasa tidak nyaman. Makan sambil berdiri itu sambil megang piring yang berisi nasi dan lauk, yang walaupun gak terlalu berat tapi tetap aja bikin gak nyaman dan mengurangi nikmatnya makan, belum lagi kaki yang pegel kalo lama-lama berdiri. Bandingin kalo makan sambil duduk, tentu aja akan lebih santai dan kita akan lebih bisa menikmati makanan yang disajikan sang pemilik acara. Tapi kalo saat menghadiri undangan trus kursi yang disediakan sudah diduduki oleh undangan lain, ya mau gak mau ya harus makan sambil berdiri juga sambil nunggu ada kursi yang kosong.

Kenapa sih makan aja kita juga ngikutin budaya orang Barat kaya standing party gitu, bahkan ada pula yang makan dan minum dengan tangan kiri kaya di film-film barat gitu, yang jelas-jelas itu tidak diperbolehkan dalam Islam.  Kita ini orang timur, dengan negara mayoritas penduduknya adalah Muslim. Sebagai umat Muhammad, kita tentu memiliki cara dan adab makan atau minum. Makan dan minum dengan posisi duduk. Diawali dan diakhiri dengan berdo'a, menggunakan tangan kanan. Gak perlu malu dianggap kuno dan jangan minder dicap gak gaul untuk hal-hal kaya gitu. Islam itu indah, ajarannya mulia.

Setelah berselancar didunia maya, saya menemukan beberapa hal penting yang saya rasa dapat menambah pengetahuan saya pribadi dan para pengunjung blog ini, kalo ada yang baca sih. Hehe..
Pertama, coba kita lihat dari sisi agama, Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
“Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim no. 2026)
Dari Anas radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda yang artinya:
“Bahwa beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024)

Bermula dari hadits tersebut, selayaknya sebagai umat Muhammad, sebisa mungkin kita berusaha untuk mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW.

Namun, selain menemukan hadist larangan tersebut, saya menemukan juga hadist menunjukkan kebolehan (bukan menganjurkan) seperti berikut ini.

Ali radhliallahu ‘anhu pernah datang dan berdiri di depan pintu rahbah, lalu dia minum sambil berdiri. Setelah itu dia berkata yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang merasa benci bila salah seorang dari kalian minum sambil berdiri, padahal aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melakukannya sebagaimana kalian melihatku saat ini.” (HR. Al-Bukhari no. 5615)
Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma berkata yang artinya:
“Aku memberi minum kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri.” (HR. Al-Bukhari no. 1637 dan Muslim no. 2027)

Dan dari hasil berselancar yang saya baca bahwa posisi makan dan minum sambil berdiri yang dilakukan Rasulullah SAW karena situasi dan kondisi, bukan mencontohkan.

Sedangkan dari segi kesehatan, setelah berselancar menemukan beberapa artikel yang menyangkut pengaruh makan dan minuman terhadap kesehatan. Kesimpulannya adalah bahwa makanan atau minuman yang dikonsumsi seseorang sambil berdiri, dapat menyebabkan makanan atau minuman itu langsung jatuh ke usus. Jika ini terjadi secara berulang kali, maka bisa menyebabkan disfungsi pencernaan, dan tentu saja bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan.

Kalo menurut saya pribadi sih, sesekali (ingat, sesekali saja tidak terus menerus) makan atau minum sambil berdiri itu boleh-boleh saja, namun duduk tentu saja lebih utama. Karena hal tersebut tak mengganggu kesehatan dan tentu saja lebih sopan.

Bukan nya saya sok agamis atau sok pinter, karena pengetahuan agama saya sangat sangatlah terbatas dan pengetahuan saya tentang kesehatan pun sangatlah minim, niat saya hanya ingin mengingatkan bahwa jangan lah kita melakukan hal-hal yang tidak baik yang dapat merugikan diri kita sendiri. Dalam Islam kita diajarkan etika dan cara makan. Mari, makan dan minumlah dengan sopan yakni duduk, berdo'a, menggunakan tangan kanan, bukan tangan kiri, dan menerapkan adab-adab ketika makan yang diajarkan oleh Islam.

Mulailah dari diri kita sendiri, agar dapat memberikan contoh kepada orang-orang terdekat kita seperti istri/suami, anak, keluarga, teman. Alangkah indahnya jika kita saling mengingatkan dalam hal kebaikan. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar