Home » » Pasar Terapung Muara Kuin, Banjarmasin

Pasar Terapung Muara Kuin, Banjarmasin


Mendengar namanya saja pasar ini tentu sudah membuat penasaran. Karena jelas berbeda dengan pasar-pasar yang pernah kita ketahui sebelumnya. Namun bagi warga asli kota Banjarmasin khususnya atau warga Kalimantan Selatan pada umumnya tentu sudah tidak asing lagi dengan pasar tradisional yang unik ini yang juga merupakan salah satu objek wisata di Banjarmasin. Saya sendiri, meskipun kelahiran dan dibesarkan di Kalimantan Selatan saya hanya beberapa kali saja mengunjungi pasar terapung ini, itupun sudah lama banget. Itu karena tempat tinggal saya yang terletak di salah satu Kabupaten yang lumayan jauh dari Kota Banjarmasin.

 Suasana di Pasar Terapung pagi itu

Dan akhirnya setelah sekian lama saya gak melihat pasar terapung, beberapa hari yang lalu saya datang lagi kepasar tersebut bersama-sama dengan keluarga mertua saya yang datang dari Jogja, bersama istri dan anak saya dan juga Ibu saya tercinta. Sebelum bercerita lebih jauh tentang pasar unik ini, ada baiknya saya sedikit menjelaskan apa itu pasar terapung yang mungkin beberapa dari pembaca artikel ini yang belum tau.

Pasar Terapung adalah Pasar Tradisional yang seluruh aktivitasnya dilakukan di atas air dengan menggunakan perahu, lokasinya terletak diatas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan perahu dalam melakukan aktifitas jual-beli ataupun barter dipasar ini. Pasar ini mulai setelah shalat Subuh sampai selepas pukul 07:00 pagi. Ketika matahari mulai muncul berangsur-angsur pasar pun mulai sepi, para pedagang, pembeli maupun wisatawan akan mulai beranjak meninggalkan pasar terapung. Jadi kalo udah agak siang di muara sungai kuin ini sudah tidak ada aktifitas pasar lagi. Perahu-perahu dengan muatan barang dagangan seperti sayur mayur, buah-buahan, ikan dan berbagai kebutuhan rumah tangga akan tampak di pasar terapung.


Pemandangan yang khas yang hanya bisa anda temukan disini adalah suasana pasar yang menyuguhkan pemandangan perahu yang saling berdesakan antara yang satu dan yang lainnya untuk menemukan pembeli, penjual ataupun partner untuk saling bertukar barang dagangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Perahu yang mereka tumpangi pun selalu oleng akibat gelombang sungai Barito. Benar-benar pemandangan unik dan langka dizaman yang modern seperti sekarang ini. Selain itu, keberadaan pasar terapung ini sudah terkenal di seluruh Indonesia sebagai salah satu obyek wisata. Oleh karena itu, saya sarankan bagi teman-teman yang datang ke Banjarmasin, tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk berkunjung ke pasar terapung muara kuin ini untuk menyaksikan langsung keunikannya. Karena pasar terapung ini adanya Cuma setelah subuh, maka mungkin anda berfikir bahwa anda akan merasa lapar saat berada diatas kapal jika tidak membawa bekal makanan yang cukup dan karena mungkin sebelum berangkat ke pasar ini anda belum sempat sarapan dulu, namun jangan khawatir karena di pasar terapung juga ada pedagang yang menjual makanan siap saji, seperti kopi, teh, kue, gorengan, bahkan nasi untuk sarapan pagi dengan berbagai pilihan menu seperti soto banjar, rawon, nasi kuning, ikan goreng, dan sate pun tersedia disini.


Beberapa hari yang lalu saat berkunjung kepasar terapung ini saya dan keluarga berangkat dari Banjarbaru sekitar pukul 04.30 pagi dan sampai di lokasi pelabuhan sekitar jam 05.00. Pada kondisi normal biasanya jarak antara Banjarbaru-Banjarmasin biasa saya tempuh dalam waktu sekitar 50 menit dengan menggunakan kendaraan roda 2, namun karena kondisi jalan yang masih sepi kali ini saya menempuhnya dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraaan roda 4. Setelah tiba dikawasan kuin sekitar muara saya dan keluarga pun terlebih dahulu melaksanakan sholat subuh di Mesjid Sultan Suriansyah. Selepas menunaikan sholat subuh saya bernegosiasi dengan seorang pemandu wisata yang sebelumnya telah menawarkan kepada kami jasa transportasi kapal untuk menuju pasar terapung saja atau dan pulau kembang.  Setelah ongkos dah deal kami pun segera berangkat dan diantar menuju ke pasar terapung yang kemudian menuju pulau kembang atau yang juga biasa disebut pulau Kambang.


Menjelajah Pasar Terapung pagi itu sangatlah menyenangkan buat saya, udara pagi sungai yang masih segar, pemandangan sunrise yang menakjubkan,  aktifitas penduduk sekeliling sungai, aktifitas kapal yang terlihat selama perjalanan, suasana di sekeliling sungai pun tak kalah indahnya. Ditambah melihat anak saya sangat menikmati perjalanan di kapal, yang tentu memberikan pengalaman baru yang bisa ia bagikan kepada teman-temannya melalui cerita. Setiba dilokasi pasar terapung kamipun melihat aktifitas yang biasa terjadi dipasar tersebut hamper setiap hari. Namun menurut informasi dari seorang teman yang berdomisili di Banjarmasin, pasar ini akan lebih ramai pada hari minggu atau hari libur nasional dibanding hari-hari biasanya. Pengecualian libur hari raya lho ya, hehe..

Pagi itu, selain melihat pemandangan yang unik saya juga dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga yakni semangat yang tinggi dari para pedagang di Pasar Terapung yang saya lihat rata-rata adalah ibu-ibu paruh baya yang sudah sejak subuh sudah mulai berjualan dengan menggunakkan perahu sederhana tetap semangat mengayuh perahu mereka dari satu tempat ke tempat yang lain. Setelah sekitar 15 menit mengamati pasar terapung kamipun berbalik arah sekitar beberapa meter untuk memesan sarapan di sebuah kapal yang menjual sarapan. Kapal tersebut menyediakan menu sarapan seperti soto banjar, nasi kuning, rawon nasi putih dengan lauk yang bisa dipilih. Kali ini saya memilih untuk sarapan dengan nasi kuning lauk ayam. Pada saat menikmati sarapan, banyak sekali perahu-perahu yang merapat menawarkan dagangan mereka seperti buah-buahan, sayuran. Dan saya pun membeli beberapa sisir pisang sebagai bekal untuk dibawa ke Pulau Kembang untuk diberikan kepada monyet-monyet yang ada disana. Setelah selesai sarapan kamipun beranjak meninggalkan pasar terapung yang perlahan mulai sepi menuju Pulau Kembang.

0 komentar:

Posting Komentar