Home » » Masakan Ibu, makanan favoritku

Masakan Ibu, makanan favoritku

ilustrasi untuk Sambel teri plus kacang

Mungkin anda setuju bahwa setiap lidah punya selera yang berbeda, bahkan tak jarang ada orang-orang yang terbilang cukup fanatik terhadap jenis makanan atau masakan tertentu. Namun saya bukanlah seseorang yang tergolong kedalam orang yang fanatik atau anti terhadap jenis makanan tertentu, asalkan itu halal menurut agama saya, bersih dan sehat, saya pasti suka. Untuk rasa, itu adalah nomer kesekian bagi saya. Saya mungkin tak mempunyai selera tinggi seperti orang-orang yang suka menikmati makanan-makanan enak dan mahal di restoran-restoran ternama di kota besar, sesekali saya pun kadang mencobanya. Namun, posisi bahwa masakan ibu adalah yang nomer 1 bagi saya sampai detik ini tak berubah. Dari sekian banyak jenis makanan yang pernah saya nikmati, masakan ibu saya adalah yang paling spesial bagi saya, bahkan walaupun beliau memasak sesuatu yang sangat sederhana sekalipun seperti sambel dan ikan asin, itu cukup nikmat dilidah saya.

Entah mungkin karena telah terbiasa sejak kecil memakan masakan beliau, atau memang bumbu dan racikan yang pas pada tiap masakan memang pas buat selera saya, beliau memasak dengan tulus untuk suami dan anak beliau, yang jelas tiap masakan beliau saya rasakan selalu spesial. Beliau bukan chef hebat yang bisa memasak berbagai jenis makanan lezat yang biasa kita lihat di televisi, majalah, ataupun restoran, namun ibu adalah chef terhebat bagi saya. Lebay dikit, hahaha..

Dari sekian banyak masakan yang sering dimasakkan oleh ibu, sambel teri, ayam goreng, nasi goreng, plecing kangkung, ikan bakar, opor, sambel ayam, adalah beberapa menu masakan rumahan yang menawarkan cita rasa yang selalu menggoda selera makan saya, yang kerap membuat saya selalu makan banyak, walaupun gak gemuk-gemuk. Hehe... Saya anggap masakan-masakan tadi memberikan gambaran besar cita rasa kelezatan dari makanan yang dimasak oleh ibu saya. Saat merantau keluar dari kampung untuk bersekolah selama bertahun-tahun, saya tidak pernah mengalami kesulitan atau masalah dengan makanan. Hanya saja dulu waktu di kost sewaktu SMP sering males masak aja jadi sering makan di warung, waktu kos SMA juga demikian. Bahkan ketika harus kuliah di luar pulaupun saya tidak mengalami sedikitpun masalah dalam hal makanan, meskipun di jawa memiliki makanan yang tentu saja sedikit berbeda dengan jenis makanan di Kalimantan. Satu hal yang tak pernah terlewat pada tiap masa itu adalah bahwa saya selalu kangen dengan masakan di rumah, masakan ibu saya, masakan bibi, dan masakan nenek.

Saya pernah membaca sebuah kalimat sederhana yang kalo gak salah kurang lebih berbunyi "Terkadang masakan seorang Ibu itu lebih nikmat dari masakan di restoran", kapan dan dimana saya membacanya saya tak ingin mengingatnya saya hanya ingin mengatakan bahwa saya setuju dengan ungkapan kalimat tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar